Hensel Davest Indonesia Merupakan Bisnis Fintech

Pertama yang akan Melantai di Bursa Efek Indonesia

Jakarta, Selasa 18 Juni 2019 – PT Hensel Davest Indonesia Tbk, pada hari ini melakukan paparan publik dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham sebanyak-banyaknya sebesar 381.170.000 (tiga ratus delapan puluh satu juta seratus tujuh puluh ribu) saham biasa atas nama atau sebanyak-banyaknya sebesar 25,00% (dua puluh lima persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana Saham dari perseroan dengan nilai nominal Rp 100 (Seratus Rupiah). PT Hensel Davest Indonesia Tbk (HDI) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengembangan aplikasi perdagangan melalui internet (e-commerce) serta pendistribusian produk digital. HDI akan menjadi Bisnis fintech pertama yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia nantinya. Perseroan didirikan sejak 2013 sebagai perusahaan yang memproses transaksi multi-biller. Dimulai dari pulsa elektrik kemudian mengembangkan usaha ke prepaid listrik dan biller lainya seperti BPJS dan PDAM. Berfokus di sektor B2B hingga di tahun 2015 meluncurkan aplikasi DavestPay untuk menyasar segmen B2C. Saat ini, Perseroan memiliki lebih dari 150.000 jaringan agen yang tersebar di seluruh Indonesia dan memproses lebih dari 600.000 transaksi dari ratusan produk per harinya. Perusahaan yang berlokasi di Makassar, Sulawesi Selatan ini, merupakan perusahaan distribusi produk digital, perdagangan online atau e-commerce dan teknologi dengan fokus menyasar market di wilayah Indonesia bagian Timur.


Dalam pemaparannya Hendra David selaku Direktur Utama menjelaskan seluruh dana hasil dari Penawaran Umum Perdana Saham ini setelah dikurangi seluruh biaya-biaya emisi saham akan dialokasikan sekitar 65% untuk peningkatan modal kerja davestpay untuk akuisisi marchant berupa UMKM (warung) dan Individu, pembelian persediaan barang dagang, uang muka persedian barang dagang dan pembiayaan piutang usaha kepada pelanggan, sekitar 10% akan digunakan untuk meningkatkan teknologi komunikasi informasi, serta pengembangan SDM Perusahaan, sedangkan sekitar 25% sisanya akan digunakan untuk pembelian bangunan untuk oprasional perusahaan. “Perkembangan teknologi informasi dan perubahan pola konsumsi di era digital saat ini tentu menjadi tantangan sekaligus potensi pasar yang cukup menjanjikan untuk perusahaan-perusahaan berbasis teknologi (e-commerce) di Indonesia, terlebih kita akan memasuki era revolusi industri 4.0. Menurut data, Perekonomian digital Indonesia akan tumbuh dari USD 7,8 miliar di 2015 menjadi USD 78,8 miliar di 2025, dengan pertumbuhan terbesar adalah sektor e-commerce dan teknologi finansial. Pertumbuhan ini akan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan perekonomian digital terbesar di Asia Tenggara” lanjut Hendra David. “Perseroan optimis kedepannya perusahaan akan terus berkembang dan mampu melakukan ekspansi bisnis ke seluruh wilayah Indonesia dan mancanegara didukung dengan peningkatan teknologi dan kualitas produk serta pengembangan SDM yang baik” lanjut Hendra David.


Dalam penawaran umum Perdana saham ini, bertindak sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Saham yang telah ditunjuk oleh Perseroan yaitu PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, dengan Lembaga & Profesi Penunjang Pasar Modal sebagai berikut :
Konsultan Hukum : ANRA & Partners,
Akuntan Publik : KAP Kanaka Puradiredja Suhartono (Nexia International)
Notaris : Kantor Notaris Fathia Helmi S.H
Biro Administrasi Efek : PT Adimitra Jasa Korpora

Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek merencanakan periode Bookbuilding pada tanggal 17-24 Juni 2019 dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia di rencanakan pada tanggal 12 Juli 2019.